CERITA-CERITA MENARIK KARANGAN CHUUI
Awal
Kabar
Tentang CHUUI
Cerita 1
Cerita 2
Cerita 3
Cerita 4
Cerita 5
Cerita 6
Cerita 7
Cerita 8
Cerita 9
Cerita 10
Cerita 11
Cerita 12
Cerita 13
Cerita 14
Cerita 15
Cerita 16
Cerita 18
Cerita Belum Selesai #1
Cerita Belum Selesai #2
Cerita Belum Selesai #3
Cerita Belum Selesai #4
Cerita Belum Selesai #5
Cerita Belum Selesai #6
Cerita Belum Selesai #7
Cerita Lama: Legenda Ganglion's Harp (Lanjutan dari Kelas yang Berakhir Cepat)

Cerita Ketiga Belas

              Kedelapan kakak beradik itu terbangun pada pagi harinya. Mereka keluar dari tenda dan mencari toko yang bersedia mengirimkan makanan pada mereka di pulau yang jauh. Setelah berjalan beberapa jam, akhirnya mereka menemukan minimarket yang sudah agak tua. Mereka masuk dan mengajukan maksud mereka namun sayangnya ditolaktentu saja, karena mereka tak punya uang untuk membayarnya.

              Walaupun sudah ditolak, mereka tidak keluar dari minimarket. Sampai akhirnya si pemilik minimarket melihat kalung emas berliontin yang dipakai Tyas. Ia memperhatikan liontin itu dengan seksama, sampai akhirnya ia berkata (dalam bahasanya Indah), Liontin ini pernah kulihat sebelumnya. Coba lihat foto di dalamnya...

              Ini! ujar Tyas yang sudah fasih berbahasa asing.

              ...Cheppy...

              Cheppy!? Papa? Tyas sangat penasaran sekaligus semangat.

              Ayahmu?

              Ya!? Se, sekarang dia di mana!?

              Dia hilang dalam bencana meteor waktu itu... desa yang sudah rata dengan tanah itu sekarang sudah berubah menjadi kota Labsukolande () yang ramai ini...

              Oh.........tapi pasti masih ada harapan...

              Kamu mencari Cheppy?

              Benar......... kami sudah lama terdampar di pulau kecil yang jauh sejak bencana meteor itu... dengan segenap kemampuan, akhirnya kami berhasil membuat kapal dan akhirnya sampai di sini...

              Kalian kenapa tidak bercocok tanam?

              Tidak bisa... pulau itu kecil, dari garis pantai sampai kaki gunung adalah tanah berpasir. Di lereng gunung tidak ada satu pun tanaman makanan pokok, kecuali buah-buahan, kopi, dan teh. Tanaman yang berhasil kami budidayakan hanya kopi dan teh. Puncak gunung diselubungi salju sehingga tak ada satu pun tumbuhan di situ. Daerah di balik gunung merupakan gurun. Tanaman yang hidup hanya berupa kaktus.

              Baiklah, saya akan mengirim makanan yang diawetkan ke pulaumu sebulan sekali dengan cuma-cuma.

              Benarkah!? (Yes! Kita berhasil!)

              Tapi syaratnya... aku ingin kalian mencarikan Ganglions Harp () untukku...

              Apa itu? Di mana!?

              Aku tidak tahu... kalau tahu aku pasti akan mengambilnya sejak dulu... aku sudah lama mencarinya namun tidak ketemu. Legenda Ganglions Harp sudah diturunkan oleh nenek moyang beribu-ribu tahun yang lalu. Katanya Ganglions Harp dapat mengabulkan segala permintaan kitaaku sih tidak begitu percaya, tapi aku penasaran. Akhir-akhir ini banyak orang yang mencarinya namun tak ada satu orang pun yang berhasil menemukannya. Mereka adalah orang-orang yang berhasil selamat dari bencana meteor. Walaupun bencana meteor telah menghancurkan semuanya, namun legenda itu masih ada....

              Baiklah! Akan kami carikan!

              Terima kasih!

              Kakak beradik itu keluar dari minimarket dengan membawa beberapa bungkus makanan yang dikemas (makanan khas Labsukolande=mie instan, sate donat,  pisang karamel, dll.) yang diperoleh dengan cuma-cuma. Namun mereka merasa ada yang kurang. Rupanya mereka semua belum mandi, maka semuanya mencari tempat pemandian umum kemudian bermandi-manda sepuasnya. Setelah semuanya selesai, mereka pergi menjauhi kota Labsukolande.

              Setelah sekian lamanya berdiam di suatu pulau, mereka baru mengetahui dari papan peta-umum Labsukolande-suburb bahwa ternyata pulau terpencil tempat mereka tinggal bernama Accellerando () dan terletak di tengah-tengah Laut Tengah, dan kota Labsukolande berada di selatan benua Eropa. Mungkin penyebab beranekaragamnya iklim di Pulau Accellerando adalah letaknya yang berada di daerah subtropis dan dekat daerah tropis.

              Setelah agak jauh dari Labsukolande, mereka sampai di bandara. Tyas meletakkan liontin-yang-masih-terkait-kalung di atas kedua telapak tangannya dan berkonsentrasi untuk mencari ayahnya. Kenapa mereka tidak mencari Ganglions Harp? Alasannya: Tujuan mereka ke sini adalah mencari makanan dan orang tua. Makanan sudah dapat, namun untuk makanan selanjutnya masih belum bisa dikirim ke Accellerando. Untuk itu diperlukan Ganglions Harp. Karena Ganglions Harp diperlukan untuk masa depan, maka mereka mendahulukan mencari ayah mereka.

              Tiba-tiba Tyas berhenti berkonsentrasi dan berkata, Ketemu! Ke arah sana!

              Berapa jauhnya dari sini? tanya Iis.

              Sekitar 400 kilometeran ke arah timur laut dari sinilah... jawab Tyas.

              Waah... jauh... mungkin kita harus naik pesawat, kata Dita.

              Mana sanggup kita naik pesawat! Tapi kalo jalan, kayaknya kita nggak kuat deh... kata Indah.

              Kita masuk ke bagasi pesawat aja, kan aman... sebenarnya usul Erita, tapi Glenda keburu ngomong duluan.

              Oh iya... kata Dita.

              Maka semuanya masuk ke bandara dengan cara melompat pagar, kemudian menyerbu pesawat Boeing 737 dengan diam-diam. Mereka tak tahu tujuan pesawat itu, namun mereka melihat kode Bukarest pada setiap koper di dalam bagasi pesawat (jarak ke Bukarest=400 km, pada arah timur laut).

              Setelah menunggu lama, pesawat mulai bergerak dan akhirnya lepas landas. Selama di udara, pesawat yang mereka tumpangi kadang berguncang keras sehingga mereka merasa tidak enak. Setelah sekitar empat puluh menit, pesawat mendarat di lapangan terbang antarabangsa Bukarest. Kakak beradik itu keluar dari pesawat dengan santainya sehingga ditemukan oleh petugas angkut barang. Mereka berlari sekencang-kencangnya dan akhirnya lolos.

              Para penghuni Accellerando pun sampai di kota Bukarest dan mulai mencari Cheppy. Pertama, mereka pergunakan Tyas dengan jawaban, 1 km ke arah utara yang terlontar. Mereka semua berlari menempuh jalan raya sepanjang KIRA-KIRA 1 km, ke arah utara (arah angin diketahui dari posisi matahari). Akhirnya mereka tiba di halaman gedung tinggi di ujung jalan. Ketika kakak beradik itu sudah masuk semua, pintu gedung tertutup sehingga mereka terperangkap dalam ruangan kecil (setelah pintu masuk gedung hanya berupa ruangan pengap berlampu, tanpa ventilasi, jendela, pintu, dan lubang-lubang lain).

              Gedung ini aneh! kata Iis.

              Ada yang berusaha menjebak kita! kata Indah. Kemudian mulai terdengar suara yang keluar entah dari mana, Selamat datang di Ruangan Narasi......... Anda akan menyaksikan tayangan tentang kejadian masa lalu dengan durasi 45 menit. Selamat menyaksikan.

              Sekeliling ruangan itu tiba-tiba memunculkan gambarbersetting di rumah Cheppy. Persis seperti di mimpi Tyas. Mereka semua melihat Cheppy tengah duduk santai di kursi kecil. Tiba-tiba muncul Echa dari dalam kamar, kemudian Echa dan Cheppy marah-marah. Echa pergi dari rumah membawa anak-anaknyakecuali Bulletmenuju pelabuhan di ujung desa terapung. Echa naik kapal dan ruangan narasi tiba-tiba menjadi gelap. Lalu muncul gambar lautan lepas (Laut Tengah) di senja hari, tak lama kemudian berlalulah sebuah kapal layarkapal yang ditumpangi Echa dan anak-anaknya. Semua kejadian berlalu sesuai dengan mimpi Tyas, namun ada satu adegan yang berbeda. Saat meteor jatuh, Echa tidak tersedot masuk ke dalam meteor, tapi terlontar dari kapal dan tenggelam di tengah lautan yang bergolak. Tayangan pun selesai dan Tyas masih bertanya-tanya dalam hati mengenai adegan yang berbeda itu. Ia tak tahu mana yang benar.

              Tak lama kemudian, terdengar suara narator lagi, Semua adegan yang ditampilkan di dalam tayangan ini adalah nyata, karena direkam adegannya dengan bola pengintai milik Cheppy. Tyas bertambah penasaran karena tak mungkin ingatannya palsu. Kemudian ruangan kembali terang dan muncul daun pintu di dinding. Dari dalam pintu, muncul sosok seorang remaja yang gemuk. Sepertinya pernah mereka lihat...

              Bullet......? kata Atika dengan ragu-ragu.

              ...? Kakak? Adik-adikku? si Bullet memastikan.

              Betul! kakak beradik itu menjawab.

              Semuanya berpelukan dan melampiaskan rindu setelah delapan tahun tidak bertemu. Setelah beberapa lama, Tyas menanyakan suatu pertanyaan, Papa mana?

              Pertanyaan itu dijawab Bullet, Papa...? Papa di dalam...

              Tanpa berpikir panjang Tyas beserta kakak-kakaknya langsung menyerbu pintu, namun Bullet menahan mereka, Jangan!

              Kenapa? kata kakak beradik itu dengan sedikit kesal karena tidak sabar akan bertemu dengan ayah mereka.

              Papa sudah berubah sekarang... Papa sudah dipengaruhi Tante Anes, sehingga tidak mengenalku lagi. Aku dianggap Tante Anes sebagai budak dalam membantunya bereksperimen, sedangkan Papa dikurung di dalam suatu ruangan.

              Eksperimen apa sih? tanya Erita dan Indah.

              Eksperimennya ada banyak. Yang paling besar sampai saat ini adalah eksperimen pemalsu ingatan.

              PEMALSU INGATAN!!? kata Tyas terkejut. Semua mata pun tertuju padanya.

              Kenapa, Tyas? kata salah seorang kakak beradik itu.

              Masa semuanya nggak sadar? Ada yang aneh sama tayangan tadi kan?

              Apa yang aneh?

              Di situ mama nggak tersedot ke dalam meteor, tapi terlempar ke laut!

              Iya juga... Tapi seingatku mama memang tersedot ke dalam meteor... Apa ini ada hubungannya dengan pemalsu ingatan itu?

              Pasti ada! Ayo kita masuk!

              Putra-putri Cheppy segera masuk ke dalam pintu tempat Bullet muncul. Bullet menunjukkan jalan menuju ruangan Cheppy. Karena pintu ruangan terkunci, mereka hanya dapat melihat ayah mereka melalui kaca di sebelah pintu.

              Ruangan ini terkunci, dan kartu kuncinya hanya ada pada Tante Anes. Jadi satu-satunya cara adalah mengambil kartu itu dari Tante Anes, kata Bullet.

              Oh... begitu. Apa mungkin kalian bisa mengambil kartu ini? kata seseorang yang muncul dengan tiba-tiba di dekat mereka.

              Tante Anes!? semuanya terkejut.

              Kenapa? Kaget melihatku? Menurutku tak ada gunanya mengambil kartu ini, karena nantinya kalian juga tidak membutuhkannya lagi. Dan yang penting kalian tidak boleh membebaskan Cheppy, karena dialah sumber energi dalam eksperimenku...

              Sumber energi!? kata Tyas.

              Ya! Dan kalau terlalu sering kugunakan energinya, maka tubuhnya akan melemah dan akhirnya mati.

              Kejam! Kau tak akan kumaafkan! kata Tyas.

              Tapi ada lagi yang lebih kejam. Cheppy terikat perjanjian denganku. Saat itu ia baru saja menikah, namun terserang penyakit mematikan. Tak ada seorang pun yang mengetahuinya. Dia memohon padaku agar diberi umur lebih (hm... mempersekutukan Yang Mahakuasa), maka aku memberikan harta karun yang kutemukan sejak dulu padanya, dengan syarat setiap anak yang lahir harus menjadi kelinci percobaan pemalsu ingatan (reaksi pemalsu ingatan akan bekerja pada saat remaja). Cheppy setuju, dan ia bisa hidup selama harta karun itu masih ada dalam tubuhnya.

              Ke... kejam! Aku tak bisa menerima ini! kata Bullet. Lalu ia langsung menyerang Tante Anes dengan tinjunya namun gagal, karena tiba-tiba Tante Anes sudah berada di belakang mereka. Langsung saja Anes mengeluarkan alat semacam pemancar gelombang. Ia mengaktifkannya dan gelombang-gelombang aneh pun menyebar. Gelombang ini menyebabkan semuanya tertidur kecuali Anes.

.................................................................................................................................................

              .........Di mana ini? kata Bullet yang telah sadar. Ia melihat ayahnya sedang duduk di lantai. Langsung saja ia membangunkan saudara-saudaranya di ruangan sempit yang terang itu.

              Papa! Tyas langsung memeluk ayahnya.

              Siapa kamu? Apa kau mengenalku? tanya Cheppy.

              Tentu saja! Aku putrimu! Tyas!

              Tyas? Aku tak pernah tahu...

              Cobalah ingat, Pa... Lihat, itu anak-anakmu yang lain!

              .........Aku... tak kenal... kata-kata ini menyebabkan semuanya menangis dan memeluk ayahnya (berebut), kecuali Bullet yang sudah terbiasa. [.........Ini... pernah kurasakan sebelumnya.................. Ah! Aku ingat...! Aku terikat perjanjian dengan Anes! Aku ingat semuanya!]

              Papa ingat aku? kata Bullet.

              Sepertinya aku ingat. Papa sudah ingat semuanya... kata-kata ini membuat semuanya kembali ceria. Papa minta maaf telah membuat perjanjian ini......... Maafkan ya...

              Tidak apa-apa! Berkat Papa aku bisa hidup! kata Bullet.

              Betul! seru yang lainnya serentak.

              Sekarang masalahnya adalah: bagaimana caranya kita keluar dari sini. Bullet sok kedetektifan.

              Itu mudah saja. Lihat simbol di langit-langit! Cheppy menunjuk ke atas. Kalau kita bisa menyentuh simbol itu dengan benda minimal bermasa 100 gram, maka pintu akan terbuka, kemudian tertutup lagi setelah 5 detik. Dulu Papa pernah mencoba melempar sesuatu, namun tak berhasil.

              Yaaah... masa segampang itu? Nggak seru ah! Bullet mengeluh. Sekarang caranya gimana?

              Mungkin harus didirikan menara untuk menyentuh simbol itu... kata Cheppy.

              Maka semuanya pun berdiri di punggung temannyakecuali yang paling bawahdengan Bullet di paling bawah, dan Tyas di paling atas. Tyas berhasil menyentuhnya, namun setelah itu semuanya roboh berantakan. Pintu pun kembali tertutup.

              Mereka terus mencoba dan akhirnya berhasil keluar semua. Lalu mereka semua berlari menuju keluar. Ketika memasuki ruang narasi, Cheppy terkejut, Anes!?

              Anes tergeletak pingsan dan dari dalam tubuhnya keluar lembaga (lembaga=sosok) putih. Sosoknya seperti wanita-tua-berdandan-seperti-wanita-muda yang bergaun. Ia langsung berkata, Perkenalkan, aku Nihil Suminil.... Kalahkan dulu aku kalau ingin ke-... (terpotong karena kesepuluh orang itu berlari keluar dengan terburu-buru, tidak menghiraukan ocehan Nihil Suminil dan menghantamnya sampai jatuh) luar...

              Nihil Suminil merasa kesal karena merasa diacuhkan. Ia langsung mengubah wajahnya seseram mungkin, dan mengembalikan kesepuluh orang itu ke dalam ruang narasi dengan menggunakan semacam teleport. Nihil Suminil menghampiri Bullet dari belakang dengan pose hantu-hantu pada standarnya. Bullet yang masih sedikit bingung itu melihat ada kecoa di ruang itu. Langsung saja, entah mendapatkannya dari mana, Bullet langsung menggunakan semprotan serangga untuk menyemprot kecoa itu karena kesal. Walaupun kecoa itu kabur jauh, Bullet tetap antusias mengejar untuk membasminya. Dan lagi-lagi, Nihil Suminil pun diacuhkan. Kekesalan pun bertambah dalam diri Nihil Suminil. Kekesalan itu dilampiaskan dengan menghembuskan api dari mulutnya. Sayangnya, api yang dibuatnya kurang menakutkan, sehingga keluarga itu mengeluh kesal, Diam dong! Jangan ganggu! Kita semua lagi nungguin penjahatnya nih! Kok penjahatnya nggak keluar-keluar sih?

              Ini berarti sejak tadi Nihil Suminil tidak dianggap apa-apa, malah sebagai pengganggu yang menyebalkan. Maka Nihil Suminil pun tak bisa menahan amarah lagi, dan puncak kemarahannya adalah meledaknya gedung itu. Setelah keluarga itu kembali berdiri (tak ada yang terluka), Shaffyu terkagum-kagum, Wah... musuhnya lumayan juga, tapi tidak jantan! Kok nggak muncul di depan kita sih?

              Nihil Suminil langsung berteriak, AKU MUSUHNYA!!! Semua mata pun tertuju padanya.

              Kamu musuhnya? Yah, sangat tidak menantang! Udah deh, kita pergi aja. Ayo kembali ke Labsukolande. Cheppy mengajak anak-anaknya pulang meninggalkan Nihil Suminil.

              Nihil Suminil merasa sangat sedih. Karena kesedihannya itu, ia lenyap seketika. Anes yang tersadar setelah tak sadar selama lebih dari delapan tahun langsung bergabung bersama-sama Cheppy begitu melihatnya. Mereka semua naik bus menuju bandara untuk menjadi penumpang gelap pesawat menuju Labsukolande.

              Saat tiba di bandara Labsukolande, Cheppy beserta anak-anaknya pun bingung: Apa yang harus mereka lakukan sekarang?

              Oh iya! Ganglions Harp! seru Shaffyu.

              Kita lupa mencarinya. Gimana nih!? kata Indah.

              Ganglions Harp? Sepertinya Papa pernah mendengar kata-kata itu......... kata Cheppy sambil berusaha mengingat. !!!......... Itu kan harta karun yang ada sama Papa!!!

              Apa!? Jadi kalau kita ambil, Papa kehilangan nyawa dong! kata Bullet.

              Memangnya untuk keperluan apa? tanya Cheppy.

              Pemilik minimarket akan mengantarkan makanan gratis sebulan sekali ke pulau kita. Syaratnya ya Ganglions Harp itu, jawab Indah.

              Ayo kita temui orangnya! seru Cheppy.

              Semuanya berlari menuju minimarket (Anes ikut tentunya). Cheppy pun sampai di pintu minimarket (dekat meja tempat si pemilik melakukan pengawasan). Wajah pemilik minimarket itu menjadi berseri-seri. Pemilik minimarket yang laki-laki itu langsung berlari mendekati Cheppy dan memeluknya.

              Ssst! Apa-apaan ini? Lepaskan! kata Cheppy.

              Tidak apa-apa! kata pemilik minimarket sambil melepas topeng laki-laki-nya itu.

              Echa!?.........

              Iya ini aku! Sudah lama kita tak bertemu (kalimat yang sudah menjadi ciri khas pasangan Cheppy-Echa) Aku rindu sekali.

              Mereka berdua pun berpelukanmenyebabkan Anes sedikit sebal, namun akhirnya ia memaklumi. Sementara itu anak-anak Cheppy-Echa pun ikut mendekat dan memeluk ibu mereka. Rencana perceraian mereka pun kini batal. Setelah itu, Echa menjelaskan bahwa ia sudah tahu beberapa-lama-setelah-menikah kalau Ganglions Harp berada pada diri suaminya. Ia juga mengetahui tentang perjanjian itu. Anes sekarang ini tidak ingat kalau ia pernah membuat perjanjiantentu saja karena saat itu ia sudah dirasuki Nihil Suminil.

              Keluarga itu memutuskan untuk tinggal di daerah sekitar rumah mereka yang lama, dan Anes menjadi tetangga mereka.

             Cheppy kini menjadi pemilik baru minimarket itu (entah sejak kapan Echa memiliki perusahaan dagang/minimarket). Karena sejarahnya yang unik (ditambah lagi dengan dipublikasikannya sejarah itu ke masyarakat luas), minimarket itu menjadi terkenal dan didatangi banyak pembelanja. Gedungnya pun diperbesar menjadi supermarket untuk menampung orang yang belanja.

.................................................................................................................................................         Setelah berpisah sebentar, kini anak-anak aksel yang sekolah di Labschool rencananya akan mengunjungi SMU 8 pada tanggal 17 Agustus 2002, setelah sebelumnya anak-anak SMU 8 mengunjungi Labschool. Dapatkah mereka mengunjungi SMU 8 dengan transportasi yang tidak memadai itu? Nantikan sekuel dari cerita ini dalam bentuk cerita misteri (kayaknya nggak jadi, soalnya bentar lagi 17-an). (Fin)       


Enter supporting content here