CERITA-CERITA MENARIK KARANGAN CHUUI
Awal
Kabar
Tentang CHUUI
Cerita 1
Cerita 2
Cerita 3
Cerita 4
Cerita 5
Cerita 6
Cerita 7
Cerita 8
Cerita 9
Cerita 10
Cerita 11
Cerita 12
Cerita 13
Cerita 14
Cerita 15
Cerita 16
Cerita 18
Cerita Belum Selesai #1
Cerita Belum Selesai #2
Cerita Belum Selesai #3
Cerita Belum Selesai #4
Cerita Belum Selesai #5
Cerita Belum Selesai #6
Cerita Belum Selesai #7
Kelas yang Berakhir Cepat

Cerita Kedua Belas

* Bahasa percakapan dalam cerita ini diusahakan agar sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh tokoh aslinya. Namun ada saatnya penulis menggunakan bahasa percakapan yang akrab dalam kehidupan sehari-harinya, oleh karena itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

 

              Anak-anak aksel tahun ketiga SMP Labschool sudah meninggalkan sekolah mereka dan melanjutkan ke SMU. Bullet masuk SMU 8, Iis masuk SMU Labschool, Shaffyu masuk SMU Labschool, Anes masuk SMU 8, Ani masuk SMU 8, Dita masuk SMU Labschool, Annisa masuk SMU 8, Arrieffe masuk SMU 28, Atika masuk SMU Labschool, Cempaka masuk SMU 8, Cininta masuk SMU 81, Erita masuk SMU Labschool, Cheppy masuk SMU Tarnus, Glenda masuk SMU Labschool, Handika masuk SMU 8, Tyas masuk SMU Labschool, Indah masuk SMU Labschool, Mitchuki masuk SMU Labschool, Gyvrane masuk SMU 8, Rifuki masuk SMU 14, Muti masuk SMU 81, Naginkiranya masuk SMU 8, Rizky masuk SMU 8, dan Echa masuk SMU 8.

              Saat ini kita tinggalkan kehidupan nyata dan beralih ke dunia lain....

.................................................................................................................................................

              Di sebuah pulau tropis kecil yang sunyi dan terletak entah di mana, hiduplah delapan orang kakak beradik (semuanya perempuan) yang menjalani kehidupannya dengan bebas. Mereka itu adalah Atika, Erita, Iis, Dita, Glenda, Shaffyu, Indah, dan Tyas. Mereka sudah lama tinggal di sana sejak terjadinya bencana besar yang menimpa bumi. Mereka terpisah jauh dari orang tua mereka karena bencana itu. Satu-satunya di pulau itu yang tidak mengetahui orang tua mereka dengan jelas adalah Tyas, karena dialah putri bungsu yang masih bayi saat bencana besar itu terjadi. Tak seorang pun dari kakaknya yang memberitahukan tentang orang tua mereka, hal ini dimaksudkan agar ia menjalani kehidupannya dengan damai.

              Yang unik dari pulau itu adalah adanya bermacam-macam iklim dan musim di pulau itu. Tepian pulau bagian utara merupakan kawasan beriklim subtropis laut, sedangkan bagian selatannya merupakan kawasan beriklim tropis laut. Di tengah pulau terdapat kawasan beriklim gurun pasir dan beriklim gurun tanah merah, yang dikelilingi oleh pegunungan bersalju-di-puncaknya (iklim dingin), dan berhutan lebat di bagian lerengnya (iklim tropis). Dari puncak gunung yang bersalju, mengalirlah Sungai Accelleratia yang mengalir dengan derasnya menuju bagian selatan pulau.

              Musim semi hanya melanda pulau bagian luar, musim panas melanda seluruh bagian pulau, musim gugur melanda seluruh bagian pulau, dan musim dingin hanya melanda pegunungan. Walaupun pulau itu memiliki banyak keanehan, namun kedelapan kakak beradik itu tetap saja menetap di bagian luar pulau kecil itu.

              Suatu hari mereka berniat mencari makanan ke daratan lain yang letaknya sangat jauh. Alasannya adalah persediaan makanan yang sudah sangat menipis di pulau itu. Dengan memanfaatkan kayu yang didapat dari hutan, mereka membuat kapal kecil yang dipasangi layar. Kemudian mereka mulai meninggalkan pulauhanyut dalam gelombang lautan biru yang tiada batas....

              (Untuk sementara digunakan bahasa baku)Sampai kapan kita akan terombang-ambing begini? keluh salah seorang dari kakak beradik itu.

              Sudahlah, jangan mengeluh! Baru dua hari! kata Atika.

Kalau kita sampai di daratan, apa di sana akan ada banyak orang? Andaipun ada makanan, pasti kita perlu uang untuk membelinya. Bisa saja makanan itu dijual dengan harga mahal! kata Indah penuh perhitungan.

Seandainya bencana itu tidak pernah terjadi... keluh Iis.

Bencana? Bencana apa? tanya Tyas penasaran.

Ah, nggak. Nggak ada apa-apa, kok... sambar Indah. (Penyimpangan Bahasa Level 1=nggak+kok)

Tetapi dalam benaknya, Tyas masih bertanya-tanya. Dan perlahan-lahan, ia mulai mencoba mengingat kejadian yang sesungguhnya... bencana yang menimpa bumi delapan tahun yang lalu....

.................................................................................................................................................

              Cheppy! Kamu bisa nggak sih kerja yang rajin! Lihat tuh! Anak-anak kita kurang bahagia!!! teriak Echa pada suaminya. (Penyimpangan Bahasa Level 2=sih+tuh+dong+kan)

              Kamu harus dengar dulu dong, gajiku kan kecil, jadi kamu harus memaklumi... balas Cheppy dengan lembut.

              Gw udah gak sabar lagi! Pokoknya kita cerai! Anak-anak gw yang ambil! kata Echa. (Penyimpangan Bahasa Level 10 (max)=gw, gak, dll.).

              Tunggu dulu dong! Masa kamu mau cerai cuma gara-gara hidup kita miskin!?

              Bukan itu aja, tapi gw sering liat lo jalan berduaan ama si Anes!

              (Menelan ludah) Eh... kamu... kamu salah paham! Salah lihat!

              Nggak mungkin! Pokoknya kita cerai!

              Sementara itu, anak-anak mereka mendengarkan dengan sedih. Bullet yang merupakan anak kedua tidak ikut mendengarkan tetapi bersembunyi sambil menangis di dalam kamarnya. Sebelumnya, kakaknya, Atika, berusaha menenangkannya namun Bullet terus menangis. Tiba-tiba terdengar bunyi gaduh. Ibu mereka tiba-tiba muncul dan mengajak anak-anaknya pergi meninggalkan rumah. Atika berusaha mencegah dengan kata, Tapi Bullet masih di dalam! namun ibunya tidak menghiraukan.

              Echa membanting pintu rumah kemudian mulai melangkah menjauhi rumah bersama anak-anaknya. Rumah mereka terletak di desa kecil yang berada di dekat pantai. Tak lama kemudian ia tiba di pintu masuk desa terapung yang terletak di permukaan laut. Echa berjalan di atas jalan terapung yang terbuat dari kayu, dengan rumah-rumah terapung berdinding kayu di sebelah kiri-kanannya. Terdengar suara desiran ombak dari kejauhan. Tampak matahari berwarna oranye kemerahan di depan mereka.

              Saat ini Echa sudah berada di ujung jalan yang berada di tengah lautan yang agak dalam. Tak ada siapa pun di situ, yang terlihat hanyalah matahari yang hampir terbenam. Echa tak tahu lagi apa yang akan dilakukannya setelah ini. Tak lama kemudian terlintas ide untuk meninggalkan desanya. Dan kebetulan, sebuah kapal-layar kayu yang agak besar mendekati dermaga kayu dan berlabuh. Tanpa berpikir panjang, Echa segera membeli tiket kapal di vending machine di dekatnya, dan menaiki kapal bersama anak-anaknya. Kapal langsung bergerak meninggalkan pelabuhan dan berlayar menuju cakrawala tempat tenggelamnya matahari.

              Sekarang matahari masih belum terbenam, dan Echa menyendiri di bagian depan kapalmenatap langit dan matahari yang kemerahan. Echa adalah satu-satunya penumpang yang naik kapal itu, bersama nakhoda dan kru-kru kapal. Tak lama kemudian...

              Hah!? Benda apa itu? Bergerak dari langit menuju laut... kata kru kapal A.

              Itu kan... meteor? Tapi aku tak dengar berita akan adanya meteor... sambung kru kapal B.

              Tapi ini sudah terlambat... kita tak akan selamat... tutur sang nakhoda. Nyonya, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya, tapi kami sangat berterima kasih atas partisipasi anda dalam pelayaran ini. Dan kami kembalikan uang anda, ini...!

              Tidak perlu, sebentar lagi semuanya akan berakhir, kan? balas Echa.

              Tapi... sudahlah. Saya akan berusaha memutar arah kapal ini...

              Sama saja! Meteor itu diameternya sekitar... pokoknya berkilo-kilometer. Sudah pasti semuanya akan rata terkena gelombang laut.

              .........Sekali lagi, kami mohon maaf...

              Tak apa-apa...

              Mama... aku takut... kata Shaffyu.

              Tenanglah... kalian semua pasti selamat... untuk menghilangkan rasa khawatir (=fuan, fuang, hfwang) nyanyikanlah lagu kesukaanmu... yang akan jatuh ini kan meteor, karena itu nyanyikanlah lagu 1st Opening Meteor Garden dan Liu Sing Yi (= Dalam bahasa Jepang dibaca Ryuuseiu, dalam bahasa Inggris disebut Meteor Rain), kata Echa menenangkan.

              ...baik...

              Inilah saat-saat terakhir... dalam sekejap, meteor yang berukuran raksasa itu sudah berada di depan matamenutupi cahaya matahari. Langsung saja air laut bergolak dan melaju menuju daratan. Kapal mereka terpental ombak dan jatuh ke laut, kemudian tertimpa ombak yang maharaksasa. Langit menjadi kelam, tertutup oleh debu dan butir-butir air laut. Anak-anak Echa berpegangan pada kapal bersama awak-awak kapal, namun Echa merasa badannya melayang, kemudian tersedot menuju meteor. Meteor itu memiliki lubang dimensi yang menyedot benda-benda ringan yang berada di dekatnya. Kemudian Echa tersedot masuk, dan tak lama kemudian lubang itu lenyap, bersama Echa.

              Shaffyu masih saja menyanyikan lagu Meteor Rain dan Tyas menjerit, MAMAAAAAAAAAAAAAA!!!

.................................................................................................................................................

              ..................mimpi......... gumam Tyas. Jadi kejadiannya seperti itu...

              Tyas melihat orang-orang di sekelilingnya tertidur. Tak lama kemudian, semuanya terbangun karena jeritannya tadi.

              Tyas kenapa? tanya Atika. (Penyimpangan Bahasa kembali Level 0)

              Mimpi... mama... kata Tyas.

              Mama? Mama kenapa?

              Mama tersedot.........

              (...hah... dia masih ingat kejadian itu...)...emangnya kamu tau siapa mama kita?

              Nggak.........

              Tyas tidak bisa tidur lagi karena kapalnya miring ke kiri dan ke kanan, sedangkan kakak-kakaknya kembali tertidur. Ruangan kecil dalam kapal itu memiliki lampu lilin di meja tengah. Walaupun hanya berpenerangan lilin, namun ruangan itu tetap terasa terang.

              Esoknya, semuanya terbangun saat masih subuh. Beberapa anak yang bertakwa solat subuh sambil duduk karena tak tahan mual bila berdiri. Setelah selesai solat, semuanya keluar dari ruangan, menaiki beberapa anak tangga dan sampai di dek kapal. Tampak awan berwarna kemerahan yang terkena cahaya matahari-dari-balik-cakrawala. Tak lama kemudian (bisa 30 menit), langit yang gelap mulai menjadi terang kejinggaan karena matahari yang hampir terbit. Lalu mulai tampak sebagian matahari dari balik cakrawala dan akhirnya matahari pun terbit.

              Kalo terus-terusan begini, kapan sampenya? keluh Erita.

              Tunggu aja sorean dikit, pasti sampe, kata Glenda.

              Karena makanan mereka sudah hampir habis, mereka mencari makanan alternatif dengan cara memancing pada siang hari. Yang mereka dapatkan adalah 8 ikan tuna sedang dan 1 cumi-cumi raksasa. Urusan masak-memasak diserahkan pada Dita. Dita menyiapkan bahan-bahan dan peralatan memasak tradisional, kemudian makanan laut itu digoreng dengan minyak kelapa. Semuanya mulai makan siang dengan lahap karena lapar.

              Sore hari yang dinantikan pun tiba. Memang benar, dari balik cakrawala muncul benda seperti daratan yang kehijauan. Anehnya, daratan itu mendekati mereka dengan cepat. Tak lama kemudian, mereka sampai di daratan yang tidak terlalu luas itu. Semuanya keluar dari kapal dan berpijak pada daratan itu. Daratan itu sedikit berguncang entah mengapa. Ini belum menjadi masalah, namun lama kelamaan guncangannya semakin keras. Semuanya sepakat untuk meninggalkan daratan itu dan bergegas masuk ke kapal. Kapal mulai menjauh dan daratan itu meninggimenampakkan bagian daratan yang tertutupi air laut. Ternyata daratan itu adalah ikan paus yang amat sangat besar. Kedelapan kakak beradik itu merasa kecewa karena sesuatu yang mereka temukan menjadi lenyap.

              Yaah......... eh! Itu kan daratan entah pulau apa benua!! seru Dita.

              Akhirnya... kata Indah.

              Kapal mulai mendekati daratan itu. Tampak bandar pelabuhan yang ramai akan kapal-kapal yang berlabuh. Setelah sekian lama (3 hari) akhirnya mereka tiba di bandar pelabuhan yang ramai.

              Karena semua dermaga penuh, kapal itu terpaksa masuk ke dalam sungai dan merapat di tepian sungai yang dekat dengan jalan raya. Semuanya turun dari kapal dan berlarian mencari penginapan dan pasar. Karena tak tahu letaknya, mereka menanyakan pada orang yang lewat, Permisi Pak, penginapan di mana?

              Bqb? Bobl tflfdjm lbmjbo nfodbsj qfohjobqbo!? balas orang itu.

              Waduh... bahasa di sini asing... kayaknya gw pernah denger bahasa ini deh... apa ya...? Loh! Ini kan bahasa yang gw ciptain waktu masih SMP dulu! seru Indah.

              Bahasa apaan sih? tanya Tyas.

              Itu lo... aturannya begini: AàB (à dibaca menjadi), BàC, CàD, dan seterusnya. Jadi A dari bahasa kita jadi B, B jadi C, dan seterusnya! papar Indah.

              Nah, kalo Z jadi apa dong? tanya Shaffyu.

              Nah itu dia... cuman Z yang gak ada bahasanya... jawab Indah. Coba kita terjemahin kata-kata tadi... processing... language translated! Oh... gitu... orang ini ngerti bahasa kita tapi gak bisa ngomongnya.... Qbl! Nbltve lbnj, lbnj ebsj ufnqbu zboh kbvi, kbej cvuvi qfohjobqbo!

              Pppi... cfhjuv... balas penutur bahasanya Indah.

              Qbtbs ej nbob qbl?

              Ofbs uif tfb-qpsu... czf-czf...!

              Ibi...!? Bahasa mana tuh...? Tunggu... bahasa Inggris ya!

              Zft! Cfuvm! Ebbbi...! penutur bahasanya Indah itu langsung pergi

              Ebi kvhb!...

              Lo ngomong apa sih dari tadi? komentar semuanya.

              Bahasa gw... balas Indah.

              Setelah obrolan tadi, semuanya berjalan menuju pasar dan membeli makanan jadi. Sialnya, setelah selesai belanja mereka melihat adanya supermarket di dekat situ. Tapi karena sudah terlanjur biarlah....

              Selesai belanja mereka rencananya akan menginap di penginapan, namun biayanya tak sanggup mereka bayar. Dengan terpaksa, mereka berjalan menuju pinggiran kota untuk tidur di tenda yang disewakan dengan harga murah.

(Bersambung karena kepepet waktu/paling lambat akan diserahkan pada teman SMP, Jumat ini)


Enter supporting content here